Cerpen Perjalanan Scoun Band II

Dalam suatu Majalah Musik, saya membaca perjalanan suatu band, yang kini semakin eksis didunia musik Indonesia, dengan tampang yang pas-pasan dan skil yang relatif biasa, mereka dapat menggait banyak penggemar, yaitu dengan lirik lagu yang menggugah perasaan para kaum hawa dan adam.

Kini aku dapat memahami sedikit mengenai popolernya suatu band, yaitu dengan lirik lagu yang dapat menggugah penggemar. Terpikir olehku untuk menciptakan sebuah lagu, dan mengusulkan kepada teman-teman untuk mengadakan rekaman. Pada awalnya mereka tidak setuju mengadakan rekaman, mereka bingung memikirkan biaya. Tapi aku mencoba menjelaskannya kepada mereka.

“Teman, ini memang sangat sulit, tapi apakah kita tetap saja sebagai band yang dikenal penjaga studio saja, apakah tujuan kita mengeluarkan biaya latihan selama ini hanya untuk itu? Apakah teman sudah lupa terhadap cita-cita kita menjadi band terkenal?” aku marah pada saat itu, tidak satupun dari mereka yang mendukung keinginanku.

“sebenarnya kita semua mau mengadakan rekaman itu, tapi kami bingung soal biaya. saya tidak ingin kalau orangtua kita dilibatkan untuk menanggungnya.” kata Andi menanggapi ucapanku.

“Aku juga tidak setuju jika kita memberatkan orangtua untuk itu, tapi kitakan masih memiliki banyak alternatif lain untuk itu, mungkin menyisihkan uang saku kita.” Ucapku lagi.

“Teman –teman aku ada usul.” Jean mulai angkat bicara

“bagaimana kalau kita ngamen saja? Kitakan bisa ngamen dikelas, kita bilang saja pada mereka mengenai rencana kita, mereka pasti bermurah hati untuk itu.” Akhirnya semuanya setuju, mereka menyerahkan kepadaku soal penciptaan lagu.

Setiba dirumah aku langsung mengambilkan gitar, secarik kertas dan pulpen. Aku mulai menulis lirik lagu dan memberinya cord. Sudah dua jam aku bergelumut, mencari kata yang cocok, tetapi tetap saja tidak memiliki keselarasan dalam bait, hingga akhirnya aku merasa bosan untuk itu. Kucoba untuk istirahat sejenak, mungkin nanti malam lebih baik pikirku. kebisingan mungkin membuat konsentrasiku pudar siang ini.

Tengah malam aku sudah merasakan kesunyian, suara-suara bising tak lagi mengganggu pendengaranku, hanya suara gemesik angin malam dan gesekan dedaunan. Kucoba lagi memadu kata, dengan mudah kini bait-bait itu terwujut menjadi sebuah lirik lagu. Kucoba membaca lirik itu berulang, tapi masih saja tidak mengandung makna utuh. Aku teringat pada seorang gadis yang kucintai, yang tidak pernah membalas perasaanku untuknya. Dengan perasaan hatiku yang keluh, kucoba kembali merangkai kata-kata,

“Aku yang slalu, mencoba tuk cintaimu. Kuslalu berharap, suatu saat kaucintaiku. Namun apa balasan, dari semua yang kuberikan. Kau pergi dariku, dan berpaling dari cintaku. Oh kekasihku apakah salahku, Cinta yang kuberi. Kau biarkan pergi, tanpa alasan yang pasti.”

Itulah lirik lagu yang tercipta malam itu, dimana kata-kata itu telah mengungkapkan seluruh isi hatiku, itu pulalah kata yang belum sempat kuungkapkan untuknya, setelah dia memilih leki-laki lain. Kini aku tinggal memasukkan cord gitar yang tepat, dan nada yang bisa menjadikannya seraya bernyawa.

Kami berunding mengenai lagu yang telah kuciptakan, mereka setuju dan lagu itu kami beri judul ”Cintaku Pergi”. ketika latihan kami prioritaskan untuk mempelajarinya. Disekolah, kami sudah memulai mengamen kepada teman-teman, itu kami lakukan ketika jam istirahat. Banyak diantara mereka yang sangat mendukung kami, dan memberikan dengan iklas, tetapi ada juga merendahkan kami dengan kata-kata yang menyayat-nyayat hati, kami coba untuk tetap sabar dan tidak mnghiraukannya, karna itu suatu resiko, jika tangan kita berada dibawah.

Uang telah terkumpul, kami akhirnya jadi rekaman disalah satu studio yang paling terkenal di kotaku. Pada awal rekaman kami sangat merasa canggung, mungkin karna ini pertama kali rekaman, apalagi kami rekaman bukan live, tetapi secara tract, ini bertujuan supaya hasil rekamannya maksimal. Saat rekaman saya sangat kasihan kepada temanku Andi, telah dua jam berada didalam ruangan itu, tetapi belum ditemukan juga suara drum yang jernih, sepertinya dia kesulitan, karna hanya mengandalkan ketukan. satu hal yang paling kukagumi saat itu, dia selalu mencoba semangat tak pernah merasa bosan, setengah jam kemudian kerja kerasnya juga membuahkan hasil, yaitu suara drum yang benar-benar jernih. Lima jam kami semua berada di ruangan itu , kini kami lega ketika semuanya sudah selesai.

Suatu keberuntungan, lagu kami telah diputar di radio, ternyata pimilik rekaman tempat kami rekaman, telah mempromosikannya disalah satu radio milik temannya. satu bulan lagu kami menjadi top reques, sepertinya orang-orang terhibur mendengarnya. Dalam tiga bulan, lagu itu telah meraih tiga besar di radio tersebut, kami bangga terhadap kerja keras kami selama ini, jika Tuhan berkehendak, kami akan mendaki lebih tinggi lagi.

Bandung, 2008

Penulis: Ferdinaen Writer

MP3 Scoun Band “Cintaku Pergi, Unduh Gratis

Related Posts:

1 Response to "Cerpen Perjalanan Scoun Band II"