Cerita Mini Di Perasingan

Dalam lamunanku yang panjang, aku selalu memikirkanmu seperti malam memikirkan bulan. Membayangkan kisah cinta kita yang kutau tak akan bertahan, seperti yang kita inginkan. Tentu saja kita tidak akan memiliki sepasang anak laki-laki dan perempuan, seperti dongeng-dongeng kita, namun pertanyaan ini selalu mengecewakanku, untuk apa kuteruskan hidup ini? Kita memang belum terlalu jauh berjalan dalam cinta, mungkin jika kuibaratkan kita masih di tepi samudara, hanya tujuan kita sama, menuju suatu keluarga. kita tak pernah sampai ke tujuan, karena kakimu dan kakiku selalu terikat pada sebuah persinggahan, itulah keluargaku dan keluargamu yang telah memasung kita pada sebuah senja yang berbeda.

Apakah kita bisa menjalani cinta dalam perasingan minggu sore di sebuah taman sepi ini? Kau membisikan pertanyaan yang sebenarnya kau tau, aku tak mampu menjawabnya. Suatu pertanyaan yang konyol dan menyakitkan buatku. Kau telah mempermalukanku di hadapan petang, dan membuat pohon-pohon tersenyum, berbisik ria di atas kelemahanku, hal itu membuatku tak sadar diri. Tangan yang kupakai untuk membelaimu telah melukaimu.

Penulis: Ferdinaen Saragih

Related Posts:

5 Responses to "Cerita Mini Di Perasingan"

  1. terenyuh membaca kisah piluuuu,hehe

    ReplyDelete
  2. Jangan meminta Bintang dan Matahari muncul dalam waktu yang sama, jika tidak menginginkan runtuhnya jagat ini. Bintang dan Matahari sudah ditakdirkan untuk tidak muncul dlm wkt bersamaan, kecuali kehendak sang Halik. Jangan pernah menyalahkan Tuhan, jangan pula menyalahkan raga kita. Ajaklah naluri kita untuk menuntun pikiran menjadi lebih memahami kenyataan.

    ReplyDelete
  3. Have a nice day


    http://adsense-adword-info.blogspot.com/

    Thanks

    ReplyDelete