Ini hanyalah beberapa puisi yang nyalang untuk dipahami. Puisi ini saya tulis saat saya mulai jatuh cinta pada yang namanya Puisi. Puisi ini saya tulis pada tahun 2007, dimana saya masih sangat pemula dalam dunia tulis-menulis. Mungkin sobat akan tersenyum membaca puisi ini, sedikit geli dengan bahasa yang kekanak-kanakan.
“Maklum saja ya!”
Kangen
Tiba-tiba dia terpintas di benak
Rasa rindu mulai terasa tak terelakkan
Aku semakin tak kuasa
Ingin rasanya bertemu dengannya
Tapi malam sudah larut
Dia pasti sudah terlelap
Kucoba berbaring menutup mata
Dan melupakan dia sejenak
Ah rasanya aku tak mampu
Kucoba menghisap sebatang rokok
Tapi selalu terasa hambar
Rindu ini semakin mengganggu saja
Rindu malam ini memang luar biasa
Aku pergi keluar melihat angkasa
Mencari bintang-bintang
Menyuruhnya menyampaikan
Rasa rindu ini kepada kekasihku
Tapi tak satu bintangpun yang kutemukan
Aku hanya bisa bersabar menunggu pagi
Bandung Nopember 2007
Ungkapan Maut
Betapa cantik
Betapa jelita
Betapa aku mencintaimu
Itulah rayuan gombalku
Sehingga kau tersipu malu
Dan menerima cintaku
Bandung, Nopember 2007
Kembalilah
Sedih perih
Tak dapat aku hindari
Ketika harus jauh darimu
Walaupun itu sudah takdir bagiku
Wahai sayang dan cintaku
Kembalilah kepelukanku
Aku selalu merindukanmu
Disetiap hari-hariku
Aku selalu berharap
Supaya kau kembali lagi padaku
Untuk membuka lembaran baru
Disisa akhir hidupku
Bandung, September 2007
Kekasih
Kekasih...
Aku tau kau sangat mencintaiku
Kau selalu beri yang terbaik bagiku
Aku juga begitu aku sangat mencintaimu
Kekasih…
Kau sekarang telah tiada
Kau pergi tinggalkanku saja
Untuk menghadap yang Maha Kuasa
Kekasih…
Walaupun kau sudah tiada
Kau tetap kekasihku yang pertama
Dan terakhir untuk selamanya
Kekasih…
Tetaplah rindukan aku disana
Dan jangan pergi entah kemana
Karena aku juga akan datang untuk bersama
Bandung, September 2007
Saat Kau Pergi
Air mata menetes
Mengiringi kepergianmu
Tanpa berhenti menetes
Sebelum kau berlalu
Kau pergi tanpa pesan
Yang mungkin bisa kujadikan ingatan
Kini hanya tinggal kenangan
Yang mungkin hilang seiring jaman
Kekasih… aku hanya bisa menangis
Menangisi kepergianmu yang sudah tiada
Menangisi kenangan kita berdua
Dan berdoa agar kau diterima disisinya
Bandung, September 2007
Penulis: Ferdinaen Saragih
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Wah puitis sekali sob
ReplyDeleteSyairnya begitu menyentuh hati
kreatif bro,,fulll of love
ReplyDelete