Cinta dalam Puisi

Cinta bisa membuat seseorang menemukan puncak kebahagiaannya, namun cinta juga bisa membuat orang kecewa, berada jauh dari tepian bahagia. Di bawah ini saya sajikan beberapa Puisi Cinta yang pernah saya tulis di akhir tahun 2007 hingga awal 2008, dimana pada tahun inilah saya mulai berkenalan dengan puisi, dan sejak saat itu saya mulai jatuh cinta untuk menulis puisi.

Abadi
Dalam ragaku masih menancap citamu
Akar-akar berbaur memenuhi sudut
Tunggang dan serabut berpadu jadi satu
Tak tercabut selama masih ada waktu
Diberi sang pencipta untuk terus dijalani

Berpaling, menjauh tak akan terjadi
Semua tak akan sirna dari hati
Di akhirat mingkin tetap saja ada
Selama aku merasakan bahwa aku nyata

Bandung, 2007- Januari 2008


Indahnya duniaku
Sering aku tidak bisa melihat indahnya dunia, seluruh pandanganku dipenuhi olehmu. wajah indah, senyuman dan sempurnanya ragamu, selalu terlihat disaat kedua kelopak mataku terbuka.

Kini ragamu adalah duniaku, senyumanmu, tawamu menjadi pemandangan indah buatku. disaat aku ingin berlibur, dikala hatiku sendu dan tawa tidak lagi bersamaku

Bandung, juni 2008


Cinta Tak Berbalas
Ketika aku mengulurkan tanganku
Lalu mengucapkan isi hatiku
Dengan kata-kata seraya merayu
Tetapi kau tidak menghiraukanku
Dan bilang”Aku tidak mencintaimu”
Sehinga aku merasa malu
Dan marah padamu

Wahai wanita idamanku
Ini merupakan penghinaan bagiku
Dan aku tak akan berlalu
Sebelum kau menjadi miliku

Bandung, Januari 2008


Berbeda
Ciuman itu nafsu
Pelukan itu nafsu
Ciuman atau pelukan
Bukan cinta

Ciuman itu cinta
Pelukan itu cinta
Pelukan atau ciuman
Itu berarti cinta

Bandung, Januari 2008


Dikala Hampa
Tiada terasa
Arti hidup sebenarnya
Kalau kau
Tak selalu bersama

Aku tak tau kau dimana
Kau pergi entah kenapa
Apa kau tak pernah merasa
Cinta dariku yang sebenarnya

Kamu tidak pernah menganggapku
Sebagai kekasih
Apakah menurutmu
Hanya teman biasa

Seandainya dulu kamu bilang
Kalau kamu tidak mencintaiku
Ketulusan hati tak akan kuberi
Hanya untukmu

Tapi kamu harus tau
Aku hanya manusia biasa
Amarah bisa datang kapan saja
Dan jauh untukmu selamanya

Bandung, Oktober 2007


Mawar Putih
Pagi
Mawar menjadi putih
Mekar
Harum
Lembap oleh embun

Pagi
Gadis itu menjadi mawar
Memesona
Cantik
Rambut lembap terurai panjang

Pagi
Hatiku ikut mengelabu
Hayalan
Cinta
Menemaniku, hingga pagi itu

Bandung, April 2008


Gadis Pertama
Pertama mata ini memandangmu
Tersimpan rasa ingin memiliki
Menyentuh...
Dan membelai rambutmu

Hati ini selalu ingin mengungkapkan
Mencurahkan kalimat-kalimat itu
Cinta...
Telah lama tertanam

Disaat keinginan itu bergelora
Jantungku tak kuasa selalu
Berdebar...
Untuk mengurungkan niatku

Sudah banyak waktu terlampawi
Natal dan Idul fitri banyak terlewati
Gelisah...
Oleh perasaan tak terucap selalu

Jarak kini menghalangi langkahku
Hati membeku kubawa pergi
Menjauh...
Satu detik mungkin juga selamanya

Bandung, Januari 2008

Penulis: Ferdinaen Saragih

Related Posts:

0 Response to "Cinta dalam Puisi"

Post a Comment