Avanzaku Avanzamu Juga

Kali ini saya akan mencoba mereview sebuah bisnis online Avanzaku avanzamu juga yang akan dahsyat tahun 2011 ini. bagaimana tidak, bisnis ini telah membuat sebuah inovasi, sehingga berbeda dengan bisnis-bisnis online lainnya.

Jika selama ini kita diperkenalkan dengan berbagai bisnis online dengan iming-iming miliaran rupiah, tapi setelah lihat sistimya, disana kita harus membangun jaringan dimana membernya lebih dari 100ribu, bahkan jutaan member dalam jaringan kita.

Memang tidak mustahil, jika kita melihat jumlah pengguna internet di Indonesia, tapi perlu kita sadari berapa persen dari pengguna tersebut yang mau berbisnis online, dan mau bergabung dengan bisnis yang anda tawarkan?

Jam Slavia

Dalam Bisnis yang saya sebut akan dahsyat tahun 2011 ini, kita hanya membangun jaringan lebih kurang 8000 member, dari 25 juta lebih pengguna internet di Indonesia.

Sangat masuk akal bukan?

Bisnis ini menggunakan sistim Matrix 2x12, sehingga sponsor, upline dan downline akan saling membantu untuk menuju SUKSES. Kelebihan dari bisnis Avanzaku adalah sebuah bisnis sederhana yang terbuka bagi member Indonesia dan Internasional dimana member bisa mengerjakan bisnis ini secara online maupun offline.

  1. Pada level 8 kita sudah bisa mendapatkan Blackberry, dimana kita hanya membangun jaringan dengan jumlah 256 member saja.
  2. Pada level 10 kita sudah bisa mendapatkan Motor Mio, dimana kita hanya membangun jaringan dengan jumlah 1024 member saja.
  3. Pada level terakhir yaitu pada level 12 kita sudah bisa mendapatkan Mobi Avanza, dimana kita hanya membangun jaringan dengan jumlah 4096 member saja.
Ditambah komisi ratusan juta

NB: Jika Sobat sudah Bergabung melalui link tersebut, SMS saya di 085220010060, supaya kita saling membantu untuk menuju kesuksesan bersama, karena Avanzaku avanzamu juga.

Salam Sukses

Related Posts:

Publisher Profesional Lewat Iklan Header

Pub.kliksaya.com ialah salah satu PPC terbaik di Indonesia yang mengutamakan kepuasan Publisher “Para Blogger” maupun pengiklan. Berbagai layanan fitur pada PPC ini selalu di up-date atau diperbaharui seiring dengan kemajuan situs-situs PPC terbaik Internasional, dengan tujuan untuk memberikan layanan yang berkesan dan memuaskan.

Fitur yang selalu berkembang di Pub.kliksaya.com merupakan sebuah lagniappe, yaitu sebuah layanan yang selalu berinovasi, untuk memberi perhatian kepada para pemasang iklan maupun publisher. Dengan lagniappe ini, akan memberikan kesenangan dan kepuasan kepada para pengguna layanan.

Salah satunya ialah fitur iklan header, fitur ini mulai diluncurkan di awal tahun 2011, bersamaan dengan situs Pub.kliksaya.com "Khusus untuk Publisher/Penerbit” yang telah dipisahkan dari kliksaya.com Khususkan untuk pemasang iklan”. Dengan fitur iklan header ini, Publisher akan tampil lebih Profesional, mengingat iklan yang ditampilkan lebih elegan dan bervariasi.

Jam Slavia

Banyak keuntungan yang didapat para Publisher dari fitur iklan header ini, misalnya jumlah iklan tampil lebih banyak, space yang lebih efisien, dan loading iklan yang lebih cepat. Dengan keuntungan tersebut akan dipastikan komisi yang didapat oleh Publisher akan lebih maksimal, karena iklan yang lebih banyak dan bervariasi, akan merangkum banyak kalangan yang berbeda kebutuhan dan keinginan.

Tidak terkecuali bagi pemasang iklan, produk barang atau jasa yang ditawarkan akan semakin cepat tersebar, untuk diketahui masyarakat umum. Hal ini akan lebih cepat menarik peminat dan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.

Penambahan fitur zona iklan header ini, diharapkan mampu mengurangi keinginan para Publisher yang nakal untuk melakukan cara-cara ilegal seperti pop-up dan auto-generated content, karena cara ilegal seperti ini akan merugikan para pemasang iklan, sehingga berdampak negatif, kepada Publisher itu sendiri untuk masa yang akan datang.

Dengan adanya fitur-fitur baru seperti ini, akan berpengaruh besar terhadap kepercayaan para pengguna layanan dalam proses pengiklanan. dimana Publisher maupun pemasang iklan akan merasakan kenyamanan dan kepuasan, Ferdinaen S.

Related Posts:

Sastra Anak Indonesia

Sastra Anak Indonesia
Novel Little Cuties karya Alleya Hanifa Ariane (Alline, 11thn) yang diterbitkan oleh DARi Mizan ini sangat bagus untuk bacaan pada kalangan anak-anak, bahkan bukan hanya kalangan anak saja, tetapi juga orang dewasa atau orang tua yang ingin mengetahui keinginan-keinginan seorang anak yang sering tidak dapat di sadari oleh orang tua itu sendiri.

Dari segi penulisan, seperti gaya bahasa yang ringan dan penuh dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada dunia anak itu sendiri, menjadikan novel ini dapat menarik perhatian di kalangan anak yang gemar membaca. rasa bosan seorang anak-pada saat membaca sebuah buku ataupun cerita dapat terhindari, dengan memberikan bahan bacaan, yang bercerita tentang dunia anak itu sendiri.

Penulis dalam novel Little Cuties ini benar-benar mampu melukiskan kejadian-kejadian yang sering dialami seorang anak, dengan menggunakan bahasa yang polos. Sehingga keinginan, ide dan gagasan yang dilukiskan tidak didominasi oleh bahasa orang dewasa. Hal inilah yang menarik keingintahuan seorang anak untuk membaca dan terus membaca cerita ini.

Bagaimana lika-liku perjuangan seorang Fira (tokoh utama) untuk meraih keinginannya tanpa harus dimusuhi oleh sahabat sejatinya (Zira dan Devita). Yang pada akhirnya dia mampu meraih keinginannya untuk memenangkan FAJ, juga mempertahankan persahabatannya dengan sahabat sejatinya.

Kejadian seperti inilah yang sering dialami seorang anak pada kehidupan pergaulannya. Suatu pergumulan, dan tidak banyak dari anak itu dapat melewatinya, sehingga anak tersebut mengalami tekanan yang berkepanjangan. Hal ini dapat membentuk kehancuran jati dirinya hingga dewasa.

Dengan adanya novel Little Cuties ini, akan memberikan pembaca (anak-anak) sebuah pelajaran yang bisa diterapkan dalam pergaulannya. Seperti perjuangan yang dilakukan oleh Fira dalam cerita ini juga dapat menjadi contoh bagi anak-anak lainnya. hal ini dapat membentuk seorang anak yang tidak mudah putus asa dan selalu percaya diri.

Diharapkan dengan munculnya novel Little Cuties ini, dapat memberikan motivasi pada anak-anak lainnya yang ingin berkarya/menulis, sehingga dapat menambah kazanah sastra anak, khususnya di Indonesia, karena kita tau sendiri begitu minimnya sastra anak di negri ini, Ferdinaen Saragih.

Sastra lainnya

Related Posts:

Fungsi Fatik dalam Sastra Populer

Dalam postingan kali ini saya akan mencoba menganalisis analisis fungsi Fatik dalam sastra populer. Dalam analisis ini, karya sastra yang akan di analisis adalah cerpen “Satu Waktu Tiga Hati” yang pernah di muat di media Xpresi Riau Pos. Untuk membaca cerpennya bisa dilihat di Analisis Struktur Sastra Populer I pada postingan sebelumnya.

Fungsi fatik dalam sastra populer terlihat dari sudut pandang, gaya bahasa, alur ataupun ansur tokoh, untur latar, unsur masalah dan tema. Fungsi fatik dalam sastra populer berfungsi untuk membangun interaksi dan kebersamaan antara si penulis dan pembaca, sehingga karya sastra tersebut seolah-olah menyatu dengan pembacanya.

Dari segi sudut pandang, pengarang mencoba masuk kedalam cerita, sehingga pembaca merasakan, seolah-olah cerita tersebut nyata dialami oleh pengarang. Hal ini terlihat dengan penggunaan kata “aku” oleh pengarang.

Dari segi gaya bahasa, pengarang menggunakan bahasa sehari-hari, dengan idiom yang sering di gunakan di kalangan pembaca. Hal ini sudah terlihat di awal cerita.

“Sisa-sisa hujan belum juga reda. Aku mengulurkan tangan melewati cucuran atap. Membiarkan rintik-rintik hujan berebut singgah di telapak tangan. Hiruk pikuk asap dari secangkir capucino tersaji di atas meja lesehan. Aku memalingkan pandangan. Lalu menatap Jumi.”

Dari segi alur, cerita ini kurang fokus kedalam suatu masalah tertentu. Mulai dari persahabatan, cinta, kegelisahan, dan kembali lagi tentang persahabatan. Hal seperti ini juga sering kita jumpai dalam kehidupan remaja.

Unsur tokoh dalam cerita ini adalah remaja, sehingga terkait langsung dengan pembacanya yaitu kaum remaja. Unsur latar meliputi warung lesehan dan ruang pustaka. Latar tempat seperti ini juga bertujuan untuk lebih dekat dengan pembaca. Unsur masalah yaitu cerita tentang dua orang remaja putri yang mencintai seorang remaja putra, sedangkan temanya adalah cinta remaja. Masalah dan tema seperti ini juga sering kita jumpai di kalangan remaja.


Dari uraian di atas, fungsi fatik dalam cerita tersebut terlihat jelas. Sama halnya dengan sastra populer lainnya, dimana penulis mencoba menjangkau pembaca sebanyak-banyaknya, khususnya kalangan remaja.

Penulis: Ferdinaen Saragih

Related Posts:

Analisis Struktur Sastra Populer II

Postingan ini adalah sambungan dari Analisis Struktur Sastra Populer I

1. Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide pikiran yang ditampilkan karya sastra dalam sebuah tulisan. Dari unsur tema, cerita ini merupakan sesuatu yang biasa, tanpa adanya suatu inovatif penulis dalam mengolahnya. Karena cerita sudah sering kita jumpai pada cerita-cerita remaja, ataupun yang ditayangkan dalam sinetron-sinetron. Cerita ini bertemakan Cinta Remaja.

2. Peristiwa
Peristiwa adalah tindakan tokoh atau kejadian yang mempunyai akibat pada kehidupan tokoh-tokoh. Cerpen ini bercerita tentang dua orang sahabat (Fika dan Jumi) yang sama-sama mencintai seorang lelaki (Gugun). Jumi selalu terbuka tentang rasa cintanya kepada Fika, namun Fika selalu menutup diri, tentang apa yang dirasakannya, namun pada akhirnya Gugun memilih Fika.

3. Alur
Menurut Kamus Istilah Sastra yang disusun oleh Panuti sudjiman, alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani dengan seksama yang menggerakkan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian. Kepiawaian penulis dalam membangun plot sedikit mengobati cerita ini, sehingga terlihat begitu dramatis. Hal inilah yang mengena di kalangan kaum muda, seperti perasaan sedih, bahagia, setelah membacanya. Hal ini pulalah yang menjadikan cerpen ini termasuk ke dalam sastra populer.

3. Latar
Latar adalah ruang dan waktu terjadinya peristiwa, termasuk objek-objek, kebiasaan, pola prilaku sosial dan budaya, yang ada pada ruang dan waktu terjadinya peristiwa itu. Latar tempat dalam cerpen ini meliputi warung lesehan, Pustaka wilayah. Latar waktu saat hujan, sore dan malam hari. Latar ruang meliputi rumah dan ruang pustaka.

4. Tokoh dan Penokohan
Tokoh cerita dapat di defenisikan sebagai subjek peristiwa dan kejadian, pelaku dan sekaligus sasaran kedua hal tersebut. Penokohan adalah cara menggambarkan tokoh di dalam cerita, terutama cara menggambarkan wataknya. Tokoh dalam cerita ini meliputi, Fika, Jumi dan Gugun.

Fika: seorang yang takut untuk berterus terang, suka terlena dengan kekurangannya sendiri.

Jumi: Tokoh yang selalu terbuka kepada sahabat dekatnya, tapi pemalu kepada cowok, terlebih jika disukainya. Wanita yang kuat.

Gugun: Pendiam, dan tidak suka basa-basi.

5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi yang di tempati anarator atau pencerita di hadapan cerita yang dipaparkannya. Sudut pandang yang digunakan penulis yaitu sebagai orang pertama, dimana pencerita menempatkan diri sebagai narator sebagai salah satu tokoh cerita yang kemudian menceritakan dirinya sendiri dan segala yang di saksikan atau yang dialami dirinya.

6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah corak yang khas yang ada pada sastra populer. Dalam cerita ini terdapat corak bahasa sehari-hari, karena di dalamnya banyak ditemukan susunan kalimat yang pendek-pendek (tidak baku).

Baca Juga Fungsi Fatik dalam Sastra Populer

Related Posts:

Analisis Struktur Sastra Populer I

Dalam analisis kali ini, saya akan mencoba mengenalisis stuktur sastra populer secara singkat. Yaitu, sebuah Cerpen yang di muat di media Xpresi Riau Pos pada tanggal 7 maret 2010 yang berjudul “Satu waktu tiga hati” yang di tulis oleh Sunny (Seorang Penikmat Sastra, Kuliah dan Bekerja di Pekan baru). Analisis ini meliputi tema, peristiwa, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan yang terakhir adalah fungsi fatik.

Cerpen Satu Waktu Tiga Hati
Sisa-sisa hujan belum juga reda. Aku mengulurkan tangan melewati cucuran atap. Membiarkan rintik-rintik hujan berebut singgah di telapak tangan. Hiruk pikuk asap dari secangkir capucino tersaji di atas meja lesehan. Aku memalingkan pandangan. Lalu menatap Jumi.


“Aku mengatakannya karena aku tidak mampu lagi untuk menahannya. Semakin sakit jika harus terus dipendam. Terlalu cepat, Fik?” suara Jumi bergetar. Persis seperti getar-getar cinta yang saat ini memenuhi seluruh nadinya. Jumi menatapku, mengharapkan jawaban. Jawaban dari akhir ceritanya di lesehan ini. Seteguk capucino menghangatkan tenggorokanku. Aku menggelengkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutku. Berharap Jumi puas dengan jawabanku. Ia sedikit terhibur.


Lama-lama lesehan ini ramai dikunjungi orang. Dua jam sudah kami di sini. Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku lihat di layarnya. Tertera nama Gugun. Tanganku sedikit gemetar. Sebentar aku melihat Jumi. Gejolak rasa bersalah menguliti tubuhku. Lebih-lebih ketika Jumi mengutarakan seluruh perasaannya tentang Gugun kepadaku. Gugun masih terus memanggil. Sedikit gugup, aku sedikit menjauh dari Jumi. Berusaha agar ia tidak mendengar semua perbincanganku dengan Gugun. “Jum! Tunggu sebentar, yach! Dari kakak!” kataku pada Jumi sambil meninggalkannya. Tentunya ia percaya dengan kebohonganku.


“Halo Gun!” sedikit ketakutan, aku mengecilkan suara.
“Fika! Tugas Metode Penelitian sudah siap? Aku kurang paham. Tolong ajarkan, Fik!”

“A..a…ku?” tanyaku gugup

‘Ia! Please!” jawabnya dengan penuh harap

“T…ta…ta…pi, aku rasa Gugun lebih paham dari aku!”

“Please, Fik! Aku nggak paham Metode Penelitian!”

“Ok, di pustaka wilayah, besok, jam 1!” sambungku tanpa ada keraguan.

“Ok, my friend!”

****
Jumi masih menikmati pandangannya yang hampa akan tujuan. Sedari tadi ia hanya membelai-belai gelas capucino itu. Belum seteguk pun diminumnya.

“Jum, ikut nggak belajar sama…”

Sebuah petir besar menyambar. Mengejutkan semua pengunjung lesehan. Termasuk aku dan Jumi. Kami menyaksikan beberapa pengunjung lesehan yang gaduh.

“Belajar? Belajar sama siapa?” Jumi melanjutkan kata-kataku yang belum selesai.

“Belajar…belajar…yach belajar!” jawabku gugup
“Tadi katanya belajar sama…”

“Maksud aku, kita belajar sama-sama!” Aku menjadi seorang pembohong ulung di keadaan ini. Berharap Jumi percaya dengan kata-kataku yang sedikit gugup. “Apalagi minggu depan kita semester, nggak apa-apalah sesekali kita belajar bareng!” sambungku.

Jumi menganggukkan kepalanya. Sedikit keberuntungan berpihak padaku. Jumi percaya.Untungnya, ia tidak meminta waktu belajarnya esok.


****
Esok hari. Dia sudah menungguku. Dari balik kaca bening, jelas aku melihatnya mengutak-atik sebuah laptop. Rasa bersalah itu mulai bergejolak kembali. Apakah aku sesuai dengan apa yang dikatakan orang-orang? Aku yang menepuk air. Sayangnya, yang basah bukan mukaku, tapi muka Jumi. Apa yang harus aku dahulukan? Perasaan aku sendiri atau perasaan sang teman. Langkah ini begitu berat. Semakin berat ketika aku semakin berada dekat dengannya.

“Hmm” Gugun melihat ke arahku. “Sibuk nich!” aku menyapanya dengan sedikit gurauan. Berusaha mengurangi rasa tegang ketika melihatnya.

Senyumnya melebar. Jujur aku katakan, enam bulan aku mengenalnya, belum pernah ia tersenyum seperti ini. Senyum yang merekah, polos, dan senyum sebuah kejujuran dengan mata yang bercahaya menatapku. Apakah ini senyum untukku, Gun?. Untukku? Jangan mimpi, Fika! Aku tidak seharusnya melihat senyum indahnya di pagi ini.

“Tukang jaga pintu, yach?”

Sentak aku terkejut mendengarnya. Berarti dari tadi ia sudah melihat aku yang mematung di pintu masuk pustaka wilayah. Wajahku memerah. Dadaku berdebar. Keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhku. Harapanku dia tidak ingin tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Ada perasaan berbeda ketika aku berada dekat dengannya. Aku tahu, mata kecilmu selalu memandangku, Gun. Aku merasakannya ketika kita sedang belajar, ketika kita sedang berdiskusi, atau ketika kita berdua bercanda. Mungkin dirimu tak tahu tentang itu. Gugun ingat! sebuah kalimat—karena aku menyukaimu, Fik!—keluar dari mulutmu, Gun. Kini sedang menjadi hantu dalam setiap waktu dan nafasku. Walau ketika itu kita hanya bercanda. Aku senang mendengarnya. Senang sekali!

“Hei…!” Gugun mengejutkanku. “Melamun! Mikir apa?”

“kg…kg…nggak. Nggak mikir apa-apa. Benar, aku nggak mikir apa-apa!” aku meyakinkan Gugun. Berusaha mengembalikan konsentrasi pada pelajaran yang akan kami bahas. Keringatku masih bercucuran. Bahkan keluar lebih banyak. Penyejuk ruangan tak mampu menahan keringatku. Sekuat tenaga aku berusaha fokus. Fokus Fika! Fokus! Jeritku dalam hati.

Dan untuk pertama kalinya pandangan kami berpapasan. Bertemu pada satu titik yang sangat aku harapkan.

“Gun! Lagi ada masalah yach?”

“Nggak! Kelihatannya aku ada masalah?

Aku menganggukkan kepala. “Jangan bohong!” jawabku

Aku tahu ini salah. Pesan yang dipercayakan Jumi, telah aku salah gunakan untuk kepentingan diriku sendiri. Menggali perasaan seseorang yang kuharapkan kehadirannya dengan menggunakan wayang. Sang wayang bukanlah siapa-siapa, melainkan temanku sendiri. Lalu, aku sebagai dalang akan menutup tirai setelah pentas berakhir. Tapi, aku ingin yang terbaik.

Gugun mengembalikan pandangan pada sebuah buku yang berada di tangannya.
“Fik!” Aku mendengar ia memanggilku. Mencoba berfikir positif, dia akan bertanya tentang pelajaran. Tidak lebih dari itu.

Gugun melanjutkan perkataannya yang jauh dari apa yang aku harapkan, Aku terpaksa menegakkan wajah untuk melihatnya. “Sebagai laki-laki, ketika ada seorang wanita yang mengungkapkan perasaannya pada ku, bukan main rasa senang yang aku rasakan. Nggak terlalu muluk, Fik. Tapi sayang, pe-rasaanku tidak bisa berkata ya, untuk itu.”
“Untuk itu apa?” aku pura-pura tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Gugun. Jauh di dalam hatiku bertabur rasa senang karena aku telah mendapatkan jawaban Gugun yang paling dinantikan Jumi. Tapi, aku tidak boleh mengorbankan perasaan siapapun. Walau pada ujungnya, perasaanku sendiri yang akan sakit.

“Sudah sejauh mana Fika tau tentang cerita ini?” aku melihat ke arah Gugun. Rupanya dia tahu apa yang ada di pikiranku saat ini. Kali ini cara berbohong apa lagi yang harus aku lakukan.

“a…a…ku…” penyakit gugupku sering muncul jika situasinya seperti ini.

“Satu hal yang ingin ku katakan Jumi wanita yang hebat” sambungnya tanpa menunggu jawabanku. Gugun membalikkan halaman bukunya. Aku tatap wajahnya. Berpikir kalau ia akan menerima Jumi. Jumi memang wanita yang hebat, tidak seperti diriku yang terlena oleh kekuranganku sendiri.

Lalu, Gugun kembali menatapku dalam. Tatapan yang ingin menemukan sesuatu dalam diriku. Menarik semua perhatianku dengan kata-kata yang membelaiku hingga lelap dalam mimpi indah.

“Aku berada di sisi Jumi, tapi aku ingin fika yang berada di sisiku.”

****
Pukul Sembilan malam. Aku membuka laptop.

Malam ini, 14 Januari 2010. Aku sering dihadapkan pada dua pilihan. Tapi, ini lebih sulit dari apa yang pernah aku pilih sebelumnya. Maafkan aku bila telah menjadi orang di belakang layar selama ini. Bagaimana ingin taunya dirimu tentang Gugun, lebih kuat rasa ingin tahuku, Jum. Ketika kau merindukannya Jum, aku lebih merindukannya. Ketika kau bercerita padaku tentang rasa cintamu dengan dirinya, aku merasa sakit, Jum. Kusembunyikan rasa ini karena aku tahu, Jumi lebih dulu mengeja sunyi. Percayalah! Jumi tak akan terluka.

Penulis: Sunny, Penikmat Sastra, Kuliah dan Bekerja di Pekan baru.

Baca Serlengkapnya (klik) Analisis Struktur Sastra Populer II

Related Posts:

Cerpen Perjalanan Scoun Band II

Dalam suatu Majalah Musik, saya membaca perjalanan suatu band, yang kini semakin eksis didunia musik Indonesia, dengan tampang yang pas-pasan dan skil yang relatif biasa, mereka dapat menggait banyak penggemar, yaitu dengan lirik lagu yang menggugah perasaan para kaum hawa dan adam.

Kini aku dapat memahami sedikit mengenai popolernya suatu band, yaitu dengan lirik lagu yang dapat menggugah penggemar. Terpikir olehku untuk menciptakan sebuah lagu, dan mengusulkan kepada teman-teman untuk mengadakan rekaman. Pada awalnya mereka tidak setuju mengadakan rekaman, mereka bingung memikirkan biaya. Tapi aku mencoba menjelaskannya kepada mereka.

“Teman, ini memang sangat sulit, tapi apakah kita tetap saja sebagai band yang dikenal penjaga studio saja, apakah tujuan kita mengeluarkan biaya latihan selama ini hanya untuk itu? Apakah teman sudah lupa terhadap cita-cita kita menjadi band terkenal?” aku marah pada saat itu, tidak satupun dari mereka yang mendukung keinginanku.

“sebenarnya kita semua mau mengadakan rekaman itu, tapi kami bingung soal biaya. saya tidak ingin kalau orangtua kita dilibatkan untuk menanggungnya.” kata Andi menanggapi ucapanku.

“Aku juga tidak setuju jika kita memberatkan orangtua untuk itu, tapi kitakan masih memiliki banyak alternatif lain untuk itu, mungkin menyisihkan uang saku kita.” Ucapku lagi.

“Teman –teman aku ada usul.” Jean mulai angkat bicara

“bagaimana kalau kita ngamen saja? Kitakan bisa ngamen dikelas, kita bilang saja pada mereka mengenai rencana kita, mereka pasti bermurah hati untuk itu.” Akhirnya semuanya setuju, mereka menyerahkan kepadaku soal penciptaan lagu.

Setiba dirumah aku langsung mengambilkan gitar, secarik kertas dan pulpen. Aku mulai menulis lirik lagu dan memberinya cord. Sudah dua jam aku bergelumut, mencari kata yang cocok, tetapi tetap saja tidak memiliki keselarasan dalam bait, hingga akhirnya aku merasa bosan untuk itu. Kucoba untuk istirahat sejenak, mungkin nanti malam lebih baik pikirku. kebisingan mungkin membuat konsentrasiku pudar siang ini.

Tengah malam aku sudah merasakan kesunyian, suara-suara bising tak lagi mengganggu pendengaranku, hanya suara gemesik angin malam dan gesekan dedaunan. Kucoba lagi memadu kata, dengan mudah kini bait-bait itu terwujut menjadi sebuah lirik lagu. Kucoba membaca lirik itu berulang, tapi masih saja tidak mengandung makna utuh. Aku teringat pada seorang gadis yang kucintai, yang tidak pernah membalas perasaanku untuknya. Dengan perasaan hatiku yang keluh, kucoba kembali merangkai kata-kata,

“Aku yang slalu, mencoba tuk cintaimu. Kuslalu berharap, suatu saat kaucintaiku. Namun apa balasan, dari semua yang kuberikan. Kau pergi dariku, dan berpaling dari cintaku. Oh kekasihku apakah salahku, Cinta yang kuberi. Kau biarkan pergi, tanpa alasan yang pasti.”

Itulah lirik lagu yang tercipta malam itu, dimana kata-kata itu telah mengungkapkan seluruh isi hatiku, itu pulalah kata yang belum sempat kuungkapkan untuknya, setelah dia memilih leki-laki lain. Kini aku tinggal memasukkan cord gitar yang tepat, dan nada yang bisa menjadikannya seraya bernyawa.

Kami berunding mengenai lagu yang telah kuciptakan, mereka setuju dan lagu itu kami beri judul ”Cintaku Pergi”. ketika latihan kami prioritaskan untuk mempelajarinya. Disekolah, kami sudah memulai mengamen kepada teman-teman, itu kami lakukan ketika jam istirahat. Banyak diantara mereka yang sangat mendukung kami, dan memberikan dengan iklas, tetapi ada juga merendahkan kami dengan kata-kata yang menyayat-nyayat hati, kami coba untuk tetap sabar dan tidak mnghiraukannya, karna itu suatu resiko, jika tangan kita berada dibawah.

Uang telah terkumpul, kami akhirnya jadi rekaman disalah satu studio yang paling terkenal di kotaku. Pada awal rekaman kami sangat merasa canggung, mungkin karna ini pertama kali rekaman, apalagi kami rekaman bukan live, tetapi secara tract, ini bertujuan supaya hasil rekamannya maksimal. Saat rekaman saya sangat kasihan kepada temanku Andi, telah dua jam berada didalam ruangan itu, tetapi belum ditemukan juga suara drum yang jernih, sepertinya dia kesulitan, karna hanya mengandalkan ketukan. satu hal yang paling kukagumi saat itu, dia selalu mencoba semangat tak pernah merasa bosan, setengah jam kemudian kerja kerasnya juga membuahkan hasil, yaitu suara drum yang benar-benar jernih. Lima jam kami semua berada di ruangan itu , kini kami lega ketika semuanya sudah selesai.

Suatu keberuntungan, lagu kami telah diputar di radio, ternyata pimilik rekaman tempat kami rekaman, telah mempromosikannya disalah satu radio milik temannya. satu bulan lagu kami menjadi top reques, sepertinya orang-orang terhibur mendengarnya. Dalam tiga bulan, lagu itu telah meraih tiga besar di radio tersebut, kami bangga terhadap kerja keras kami selama ini, jika Tuhan berkehendak, kami akan mendaki lebih tinggi lagi.

Bandung, 2008

Penulis: Ferdinaen Writer

MP3 Scoun Band “Cintaku Pergi, Unduh Gratis

Related Posts: